Bagaimana Menilai Kredibilitas Video Kesehatan? Era Digital
July 10, 2025Pedulisehat.org – Di tengah melimpahnya informasi digital saat ini, video edukasi kesehatan menjadi salah satu media favorit masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan tentang gaya hidup sehat, pencegahan penyakit, hingga penanganan pertama. Sayangnya, tidak semua video kesehatan yang beredar di era digital dibuat oleh sumber yang kredibel atau berdasarkan fakta ilmiah.
Justru, tidak sedikit video yang menyebarkan hoaks, mitos, bahkan saran berbahaya. Karena itu, penting bagi kita sebagai penonton untuk tahu bagaimana menilai kredibilitas video kesehatan, agar tidak terjebak informasi yang salah dan bisa menjaga kesehatan dengan lebih bijak.
Artikel ini akan membahas secara lengkap cara mengevaluasi keabsahan video kesehatan dari berbagai aspek, disertai contoh praktis agar Anda lebih waspada dan selektif.
- ✅ Mengapa Kredibilitas Video Kesehatan Itu Penting?
- 🧠 1. Cek Sumber Pembuat Video
- 🎓 2. Perhatikan Kredensial dan Gelar Narasumber
- 📚 3. Evaluasi Konten: Apakah Berdasarkan Bukti Ilmiah?
- 📆 4. Cek Tanggal dan Relevansi Video
- 💬 5. Perhatikan Komentar dan Interaksi Penonton
- 🖼️ 6. Periksa Kualitas Visual dan Produksi
- 🔍 7. Waspadai Video yang Terlalu Fokus Jualan
- ✅ Rangkuman: Checklist Menilai Kredibilitas Video Kesehatan
✅ Mengapa Kredibilitas Video Kesehatan Itu Penting?
Salah satu tantangan terbesar di era digital adalah banjirnya informasi yang tidak diverifikasi. Jika informasi yang salah diikuti, bisa berdampak langsung pada kesehatan tubuh dan mental. Contoh:
- Video menyarankan obat herbal tanpa bukti klinis untuk menggantikan pengobatan dokter
- Tutorial pertolongan pertama yang salah langkah dan bisa membahayakan pasien
- Konten viral yang menyebarkan mitos seputar vaksinasi
Dengan mengetahui cara menilai kredibilitas video kesehatan, Anda akan:
- Lebih bijak menyerap informasi
- Terhindar dari penyesatan atau praktik yang salah
- Bisa menjadi agen penyebar informasi yang benar bagi keluarga dan lingkungan
🧠 1. Cek Sumber Pembuat Video
Langkah pertama adalah melihat siapa pembuat atau pengunggah video tersebut. Apakah berasal dari institusi resmi, tenaga medis berlisensi, atau hanya akun anonim?
Sumber terpercaya:
- Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI)
- WHO atau UNICEF
- Rumah sakit atau klinik resmi
- Dokter, psikolog, atau apoteker dengan izin praktik
- Platform kesehatan terpercaya seperti Alodokter, Halodoc, Klikdokter
Waspadai jika:
- Tidak ada informasi siapa pembuatnya
- Akun anonim tanpa profil jelas
- Nama tokoh tidak bisa diverifikasi kredensinya
✅ Tips: Lakukan pencarian nama pembuat di Google atau platform resmi seperti Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) untuk memastikan status praktiknya.
🎓 2. Perhatikan Kredensial dan Gelar Narasumber
Jika video menampilkan seseorang yang mengaku sebagai ahli, perhatikan apakah ia benar-benar memiliki kualifikasi profesional di bidang kesehatan.
Perlu dicek:
- Apakah ia mencantumkan gelar (dr., Sp.A, M.Kes, psikolog, dsb)?
- Apakah ia menyebutkan tempat praktik atau afiliasi institusi?
- Apakah ia pernah tampil di media resmi, seminar, atau publikasi ilmiah?
Waspadai video yang hanya menampilkan “praktisi alternatif”, “dokter herbal”, atau “pakar kesehatan” tanpa kejelasan akademik atau lisensi.
📚 3. Evaluasi Konten: Apakah Berdasarkan Bukti Ilmiah?
Video kesehatan yang kredibel akan:
- Mengacu pada data dari sumber ilmiah (WHO, jurnal medis, lembaga riset)
- Menjelaskan sebab-akibat secara logis
- Tidak membuat klaim bombastis (misal: “obat ini bisa menyembuhkan semua penyakit dalam 3 hari!”)
Red flag konten tidak kredibel:
- Mengklaim “penyembuhan total” tanpa bukti
- Menyalahkan pengobatan medis
- Mempromosikan produk tanpa uji klinis
- Menggunakan kata-kata emosional dan sensasional
✅ Tips: Jika video menyebut data, pastikan disebutkan juga sumbernya. Misalnya, “berdasarkan data WHO tahun 2022”.
📆 4. Cek Tanggal dan Relevansi Video
Video kesehatan yang kredibel sebaiknya terbaru atau masih relevan dengan kondisi saat ini. Terutama untuk topik yang cepat berubah, seperti pandemi, vaksinasi, atau terapi medis terbaru.
Video lama bisa jadi berisi informasi yang sudah tidak berlaku, atau bahkan bertentangan dengan pedoman medis terbaru.
Pastikan:
- Tanggal rilis video jelas
- Tidak ada informasi yang sudah kadaluarsa
- Konten sesuai dengan perkembangan medis terkini
💬 5. Perhatikan Komentar dan Interaksi Penonton
Bagian komentar bisa memberi gambaran tentang bagaimana reaksi masyarakat terhadap video tersebut. Video yang kredibel umumnya mendapat:
- Komentar positif dan edukatif
- Diskusi sehat antarpenonton
- Tanggapan dari narasumber (jika live)
Namun, jika komentar dipenuhi oleh promosi, komentar spam, atau klaim tidak masuk akal, Anda patut berhati-hati.
🖼️ 6. Periksa Kualitas Visual dan Produksi
Meski bukan faktor utama, kualitas produksi video bisa menjadi indikator profesionalisme pembuat konten.
Video yang kredibel biasanya:
- Gambar dan suara jernih
- Tidak banyak efek berlebihan
- Menggunakan grafis atau animasi informatif
- Diedit dengan rapi dan sopan
Sebaliknya, video berkualitas buruk dengan narasi tidak jelas, visual yang mengganggu, atau musik keras justru sering digunakan untuk menyebarkan hoaks demi klik atau sensasi.
🔍 7. Waspadai Video yang Terlalu Fokus Jualan
Jika video sejak awal hanya berisi promosi produk atau menyuruh penonton “beli sekarang”, maka besar kemungkinan video tersebut tidak netral.
Ciri-ciri video berorientasi komersial:
- Menyisipkan banyak tautan pembelian
- Menyebutkan satu merek secara terus-menerus
- Tidak menyarankan untuk berkonsultasi ke dokter
Ingat: Konten edukasi yang sehat tetap mengarahkan pemirsa untuk mendapatkan pemeriksaan atau konsultasi dari tenaga medis, bukan sekadar membeli produk.
✅ Rangkuman: Checklist Menilai Kredibilitas Video Kesehatan
Aspek yang Dicek | Ideal/Positif | Hindari Jika… |
Sumber Video | Kemenkes, WHO, dokter resmi | Akun anonim, tidak dikenal |
Kredensial Narasumber | Ada gelar dan afiliasi jelas | Mengaku “pakar” tanpa bukti |
Konten Berdasarkan Bukti | Ada referensi ilmiah, logis | Klaim fantastis, tanpa data |
Tanggal Rilis | Terbaru dan relevan | Sudah usang, tidak diperbarui |
Respons Audiens | Diskusi sehat, komentar edukatif | Penuh promosi atau spam |
Produksi Video | Rapi, visual informatif, suara jelas | Acak-acakan, banyak efek tak perlu |
Tujuan Video | Edukasi murni, mengajak periksa ke dokter | Hanya jualan produk |
Menonton video edukasi kesehatan memang menyenangkan dan praktis, tetapi Anda harus tetap kritis dan selektif dalam memilih sumber informasi. Dengan memeriksa sumber, kredensial narasumber, isi konten, dan kualitas produksi, Anda bisa menilai apakah sebuah video layak dipercaya atau tidak.
Di era di mana hoaks kesehatan bisa menyebar cepat, menjadi penonton yang bijak berarti Anda berkontribusi langsung dalam menjaga kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat. Jadilah agen perubahan dengan hanya membagikan konten yang kredibel!